Salah satu lagu yang cukup jelas menyebutkan bahwa selingkuh itu tidak selalu indah. Tentu saja, awalnya selingkuh bisa jadi sangat menyenangkan karena ada tantangan di dalamnya. Menjalin cinta sembunyi-sembunyi rasanya lebih menegangkan dibanding mencintai dan memadu kasih secara terang-terangan. Adrenalin pun seakan terpicu tatkala kita bermain kucing-kucingan bersama selingkuhan di belakang pasangan resmi kita. Kenikmatan yang didapat saat berselingkuh pun mungkin amat terasa karena kita mulai membanding-bandingkan pasangan selingkuh dengan pasangan resmi kita (yang tentu saja kita anggap pasti lebih baik dari pasangan resmi kita). Ada saja kesalahan pasangan resmi kita jika mau dibanding-bandingkan.
Akan tetapi, siapa yang ingin diselingkuhi?
Jawabannya tentu saja tidak ada!
Kita sebagai manusia, secara naluriah merupakan makhluk yang posesif. Sesuatu yang sudah jelas milik kita amatlah enggan kita lepaskan untuk berbagi dengan orang lain. Contoh kecilnya, ketika kita punya sepotong roti terakhir dan sedang sangat kelaparan sekali, tentunya kita enggan berbagi dengan teman yang kebetulan datang dalam kondisi kelaparan juga. Apapun milik kita, tidak mudah untuk melepaskannya dan membaginya, terutama ketika hal itu menyangkut pasangan yang sudah berkomitmen dan berjanji mencintai kita di hadapan Tuhan.
Selingkuh bisa dimaknai sebagai pelanggaran komitmen antara dua orang yang sudah berkomitmen. Makanya kadang ada istilah ketika salah satu partai politik yang membentuk koalisi tiba-tiba keluar dari koalisinya, maka orang akan menyebutnya selingkuh. Oleh karena itu, selingkuh mencakup banyak hal, bukan hanya hubungan percintaan, tetapi setiap pelanggaran komitmen maka bisa dikaitkan dengan selingkuh.
Jadi, bagaimana kita menghindari selingkuh?
Banyak godaan yang menerpa dalam suatu hubungan. Baik godaan harta maupun orang lain. Tidak sedikit yang terlena akan pihak lain sehingga memunculkan perselingkuhan. Pastinya dibutuhkan usaha agar perselingkuhan tidak terjadi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perselingkuhan tidak terjadi, yaitu:
1. Pegang teguh komitmen yang ada. Dalam komitmen pernikahan, bukan hanya komitmen untuk saling mencintai, tetapi juga komitmen bagaimana mengelola keuangan dalam keluarga, mendidik anak, dsb. Buatlah perjanjian jelas, dan komunikasikan hal itu bersama pasangan.
2. Komunikasi. Tentunya agar komitmen itu dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan komunikasi yang baik pula. Setiap harapan, keinginan, dan keluhan yang kita miliki sebaiknya dikomunikasikan kepada pasangan. Namun, jangan lupa untuk mengkomunikasikan hal itu secara baik. Temukan cara berkomunikasi terbaik dengan pasangan.
3. Syukuri. Mungkin bagi beberapa orang tentu tidak mudah untuk berpuas dengan keadaan. Mensyukuri apa yang sudah dimiliki tidak segampang menyebutkannya. Namun, dengan bersyukur, bisa menciptakan cinta pada pasangan setiap harinya. Jatuh cinta itu penting, yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa jatuh cinta setiap hari kepada pasangan kita.
Memang, tidak ada indikator pasti bagaimana individu yang bisa mengarah pada selingkuh atau melakukan selingkuh. Belum tentu karena ia pendiam, seseorang itu tidak akan pernah selingkuh. Belum tentu juga karena dia sering bergonta-ganti pacar sebelum menikah, maka akan menjadi mudah berselingkuh. Konsep terpenting adalah bagaimana kita mencoba mencintai, menghargai, dan berkomitmen dengan pasangan kita, bisa mengarahkan kita pada pernikahan yang lebih baik dan bisa terhindar dari perselingkuhan.
sumber: psikologikita.com
No comments:
Post a Comment