Thursday, December 15, 2016

5 Alasan Mengapa Liverpool Memiliki Semua Bekal Untuk Menjuarai Premier League Musim Ini

5. Awal yang baik untuk musim ini:


Klub Merseyside ini memulai musim dengan sangat baik, mendaftar 17 poin di 8 pertandingan, kalah hanya sekali. Liverpool bermain dengan luar biasa percaya diri di atas lapangan, yang menunjukkan beberapa kualitas hebat. Pihak Jurgen Klopp telah mengalahkan tim-tim seperti Chelsea dan Arsenal dan terakhir imbang melawan Manchester United, telah membantu mereka untuk tidak kehilangan poin melawan tim-tim besar. Ini adalah awal yang baik yang bisa sangat membantu bertarung untuk memenangkan gelar.

4. Perpaduan Bagus Antara Pengalaman dan Bakat Muda:


Sejak kedatangan Jurgen Klopp di Anfield musim lalu, Liverpool telah membawa beberapa wajah baru dan pemain-pemain lama yang tersedia terpakai dengan baik. Liverpool memiliki sejumlah pemain berpengalaman seperti Sturridge, Henderson, Milner, Clyne, Mignolet dll dan memiliki beberapa bakat muda dan cepat pada diri Firmino, Coutinho, Mane, Moreno, Karius dll. Klopp telah menbentuk tim dengan perpaduan pemain yang memiliki kekompakan bagus yang ditampilkan di lapangan dimana ini menjadi hal yang sangat penting untuk siapapun yang ingin menantang perburuan gelar juara.

3. Philippe Coutinho:

Pemain Brasil ini sangat mengesankan bagi The Reds senjak dua musim terakhir, terutama setelah kepergian Luis Suarez. Coutinho telah mengambil alih tanggung jawab untuk membuat perbedaan terdepan. Baik itu dribbling-nya, menciptakan peluang atau kemampuan mencetak gol dari jarak jauh, ia sangat luar biasa dengan keterampilan olah bola. Dia adalah pemain 'go-to' untuk Klopp dalam kasus mencetak gol pemecah kebuntuan dan penampilan terbaiknya tetap menjadi kunci untuk ambisi Liverpool dalam memenangkan gelar.

2. Serangan yang Sulit Dihentikan:

Satu diantara hal-hal yang paling mengesankan yang Klopp telah lakukan setelah mengambil alih adalah menciptakan beberapa taktik menyerang brilian yang tidak diperlihatkan sebelumnya. Liverpool musim ini telah mengalahkan beberapa tim secara telak mencetak lebih dari dua gol pada beberapa kesempatan. Coutinho, Firmino, Mane dan para gelandang membuat pergerakan tanpa bola secara menakjubkan untuk menciptakan ruang dan kegalauan pada pertahanan lawan, itu menciptakan kondisi lebih nyaman untuk mencetak gol sehingga mengundang banyak kekaguman untuk Liverpool sejauh musim ini.

1. Jurgen Klopp:


Pria Jerman ini telah merevolusi banyak hal di Liverpool sejak kedatangannya. Dia telah membawa bahwa intensitas dan agresifitas yang selama ini menjadi kelemahan Liverpool. Kecepatan Liverpool dan ketajaman dalam menekan telah membantu mereka perebutan bola lebih mudah dari yang diharapkan. Klopp telah mengajarkan beberapa taktik gerakan tanpa bola kepada pemain-pemainnya yang telah menjadi salah satu alasan utama mereka untuk sukses musim ini dan jika salah satu dari taktik ini gagal, dia tidak kehabisan ide dengan membuat keputusan yang sulit dan cepat secara taktis atau pemain yang tepat. Klopp adalah seorang pemenang dan dia pastinya sedang membawa Liverpool kembali ke puncak musim ini.


sumber: footyjokes.net

Sunday, November 20, 2016

Anggota Parlemen Kanada Bertengkar Gara-gara 'Kentut'

Pertengkaran di parlemen Kanada gara-gara penggunaan kata 'kentut.'

Tatkala anggota parlemen dari Partai Konservatif, Michelle Rempel menuding pemerintah memperlakukan provinsi Alberta "tak ubahnya bagai kentut di dalam ruangan," pemimpin Partai Hijau, Elizabeth May mengajukan keberatan.

Namun, bukan tudingannya yang membuat May keberatan.

"Saya mendengarnya mengatakan kata yang saya tahu sangat tidak cocok dengan parlemen, dan saya kira ia berkenan mencabut kata itu," kata Ibu Elizabeth May yang bisa jadi terguncang itu.
"Kata itu adalah k-e-n-t-u-t (f-a-r-t)," lanjutnya, mengeja kata yang jelas sekali tak ingin ia ucapkan.

Kesantunan

Apa boleh dikata, Michelle Rempel, anggota parlemen dari Calgary sejak 2011, sama-sama kerasnya rupanya.

"Apakah sejawat saya memang sungguh-sungguh? Saya baru saja menyampaikan pidato tentang lapangan kerja di Alberta, dan apa tanggapan dari pimpinan partai politik itu? Tidak, saya tidak akan mencabut (kata) itu."

Betapa pun, Elizabeth May tak membiarkan perselisihan ini masuk kotak begitu saja.

"Tata kesopanan sangatlah penting, dan rasa hormat juga sangat penting di tempat ini," tandasnya.

Tak mengagetkan, sengketa ini memicu kehebaohan di media sosial- terutama sesudah kehebohan politik di seberang perbatasan, Amerika Serikat.

"Dengan semua mata terarah pada penghancuran yang dilakukan (Donald) Trump terhadap politik dan tata masyarakat sipil AS, di Kanada terjadi skandal yang hening tapi maut," cuit Josh Greenberg, direktur sebuah sekolah jurnalisme Kanada terkemuka. 


sumber: tribunnews.com

Semua Rumah Sakit di Suriah tak Berfungsi

Direktorat Kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, semua rumah sakit di Suriah tak berfungsi setelah serangan udara terakhir. Pasukan Suriah dan sekutunya, Rusia, dikabarkan telah membombardir fasilitas kesehatan yang dikepung oleh para pemberontak di Aleppo Timur. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan Rice mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan tersebut. 

Rice mendesak Rusia sebagai sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad segera menghentikan aksi kekerasan tersebut. Seperti dilansir Reuters, serangan udara intensif dilakukan secara bertubi-tubi di bagian timur Aleppo sejak Selasa (15/11). Tentara Suriah dan sekutu kembali melakukan operasi setelah serangan sepekan sebelumnya. 

Lembaga pengawas perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, menyebutkan, setidaknya ada 27 korban tewas di Aleppo Timur. Termasuk di antaranya adalah anak-anak. “Mereka menghancurkan infrastruktur yang penting bagi kehidupan anak-anak, lansia, dan perempuan. Tanpa jaminan layanan kesehatan, mereka meninggal dunia,” kata Direktur Kesehatan Aleppo kepada Reuters. 

Perwakilan WHO di Suriah, Elizabeth Hoff, mengatakan, lembaga bantuan PBB bekerja dari perbatasan Turki. Mereka menegaskan, semua rumah sakit di Aleppo tidak bisa memberikan layanan kesehatan. Kelompok pengawasan mengatakan, beberapa rumah sakit masih beroperasi. Namun, masyarakat tak berani menggunakan fasilitas tersebut karena penembakan bertubi-tubi mengarah ke kawasan tersebut.

Dari sumber layanan medis, warga, dan pemberontak, diketahui bahwa rumah sakit di wilayah itu telah rusak karena serangan udara beberapa hari terakhir. Namun, baik Rusia maupun pemerintahan Assad membantah telah menargetkan rumah sakit dan infrastruktur sipil lain selama perang. 

Lembaga amal di bidang kesehatan, Doctors without Borders, melaporkan, telah ada 30 rumah sakit menjadi sasaran tembakan sejak awal Juli lalu. Para dokter dan penyedia layanan medis tidak bisa mengirimkan alat kesehatan dan obat-obatan ke kawasan tersebut. Mereka berupaya mengembalikan fungsi rumah sakit yang rusak, namun kurangnya pasokan logistik membuat hal itu sulit dilakukan.


source: republika.co.id

Wednesday, November 16, 2016

Khalida Popal, Simbol Perjuangan Sepakbola Perempuan Afghanistan

April 2011 lalu, Khalida Popal tiba sendirian di sebuah pemukiman suaka di Denmark. Ia bukanlah warga negara Denmark, ia seorang perempuan asal Afghanistan. Ia terpaksa meninggalkan negara asalnya karena diancam akan dibunuh karena sepakbola. Ancaman-ancaman itu datang dari Taliban dan sisa-sisa kekuasaannya yang diterapkan begitu konvensional bagi masyarakat Afghanistan.


Mereka mengancam kehidupan Popal dan keluarganya dengan mengampanyekan Popal sebagai sesuatu yang kotor. Taliban mendorong masyarakat menganggapnya sebagai perempuan yang melawan tradisi dan agama di Afghanistan. Mereka juga memberikan ultimatum kepada Popal untuk berhenti bermain sepakbola. Ia juga dilarang berbicara tentang kemajuan perempuan dalam olahraga, di mana ia merupakan seorang pelatih.

Ancaman pun menjadi tindakan. Kakaknya dipukuli dan diberikan pesan agar Popal berhenti dari segala kemungkinannya untuk bermain sepakbola. Rezim itu menegaskan kepada pelatih sepakbola perempuan agar berhenti bekerja, atau menghalau Popal dari sepakbola. Sampai pada akhirnya Popal meninggalkan Afghanistan menuju Denmark karena pertolongan dari Hummel Internasional, perusahaan pakaian olahraga di Denmark. Tapi sejujurnya Popal tidak ingin meninggalkan Afghanistan. Meninggalkan rekan-rekan perjuangan dan negaranya itu, merupakan keputusan terberat baginya. 

Aghanistan Tidak Siap Merangkul Cinta Sepakbola Secara Transparan

Popal adalah perempuan yang lahir 1980-an. Ia lahir sebagai anak yang terdidik karena ibunya bekerja sebagai guru olahraga. Ibunya pun menginginkan anaknya itu terlibat dalam olahraga. Maka Popal dibelikan sepatu sepakbola agar bisa bermain dengan teman-teman sekelasnya.


Itulah mulanya Popal menyebarkan minatnya dan kebebasan anak perempuan untuk bermain sepakbola. Tapi konflik dalam negeri melanda pada 1996. Taliban mulai memasuki Kota Kabul dan mendirikan Islamic Emirate of Afghanistan. Periode itu mulai memunculkan interpretasi ultra konservatif hukum islam.

Salah satu hukum itu mengartikan bahwa perempuan dibatasi kebebasannya untuk bekerja, pendidikan, bahkan mengakses pelayanan kesehatan yang memadai. Mereka tidak bisa tampil di depan umum dengan laki-laki tanpa hubungan darah. Jika melanggar, perempuan itu bisa dihukum langsung dengan kekerasan cara Taliban. Hukuman itu juga termasuk melarang perempuan datang ke pertandingan sepakbola karena bisa bercampur dengan lawan jenis. Salah satunya pernah ada beberapa perempuan yang dihukum karena menonton sepakbola di Stadion Ghazi, Kabul.

Mereka dihukum dengan cara dikubur. Padahal perempuan di sana hanya ingin menyaksikan langsung saudara laki-lakinya bertanding. Menonton sepakbola langsung pun dilarang, apalagi berkecimpung di dalam olahraga tersebut. Maka bukan tanpa alasan mengapa sepakbola perempuan menjadi perdebatan di Afghanistan. Bagi perempuan yang memainkan si kulit bundar di Afghanistan, bersiap-siaplah disebut pelacur.

Cacian itu begitu keji karena ada anggapan lain; menganggap perempuan yang bermain sepakbola hampir tidak mungkin menikah. Sebab menikah adalah budaya tradisional di Afghanistan untuk perempuan usia 17 atau 18 tahun. Sebab jika tidak menikah, perempuan itu akan menanggung malu karena akan dibicarakan secara buruk oleh keluarga lain.

Sementara itu Popal yang besar secara terdidik dan mengerti hak-hak perempuan tidak ingin seperti itu. Ia bertekad melakukan apapun yang ia inginkan terutama dalam sepakbola yang sudah dijadikan aktivitasnya sejak kecil. Dan Taliban melarang hal tersebut. 

Hal itu membuat sepakbola di mata Popal berubah. Dari awalnya hanya permainan untuk senang-senang, kemudian berubah menjadi perlawanan. Dari keterbukaannya bermain sepakbola sejak kecil, menjadi aktivitas sembunyi-sembunyi di balik tembok besar sekolah. Sebab jika ketahuan, maka mereka akan disebut pelacur, pelaku bom bunuh diri, bahkan langsung diserang.

"Orang-orang melempar sampah dan batu kepada kami dan memperingatkan bahwa kami harus berhenti bermain sepakbola atau mereka akan membunuh kami," celotehnya seperti dikutip dari People.

Selain itu, peralatan para pesepakbola perempuan juga sering dicuri, seperti syal, pakaian atau bola. Alhasil, setiap keluarga di Afghanistan begitu mengerti akan ketakutan itu dan melarang anak-anak perempuannya bermain sepakbola. Begitu sulit bagi anak perempuan untuk aktif dalam masyarakat. Jadi sebelum bermain sepakbola, para perempuan harus berpikir tentang risikonya di masa depan dan keluarganya sendiri. 

Tapi Popal sendiri masih sangat muda waktu itu dan menolak menyerah. Alih-alih menunduk, ia justru berdiri semakin tegak. Atas agresivitas yang menimpanya, Popal berpergian ke sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga untuk merekrut perempuan-perempuan yang mau bergabung dengan tim sepakbolanya. 

Tanah dan Rumput di Landasan Helikopter NATO

Setelah berkampanye kepada berbagai sekolah dan lembaga, Popal pergi ke Federasi Sepakbola Afghanistan (AFF) dan meminta dibentuk Komite Sepakbola perempuan. Presiden AFF saat itu, Keramuddin Karim, pun merupakan orang yang berpikiran maju. Turnamen sepakbola perempuan pun sejak 2005 mulai diselenggarakan, yang diikuti delapan kesebelasan. Dan pada akhirnya, pada 2007 terpilih pemain-pemain terbaik untuk membentuk Tim Nasional (timnas) perempuan Afghanistan, termasuk Popal yang ditunjuk menjadi kapten. 

Kemudian mereka dilatih Klaus Stark dari Jerman yang juga melatih timnas laki-laki Afghanistan. Awalnya terpilih empat pemain berusia 15 sampai 17 tahun pada waktu itu. Semuanya berasal dari keluarga terdidik seperti Popal. Mereka berada di timnas tanpa banyak mendapatkan pelatihan normal. Mereka hanya bermain sebagai manusia yang terlepas dari tekanan, keluarga, teman dan tetangga yang mengikuti jalan tradisional.

Atas lingkungan itulah yang membuat mereka sempat melarikan diri ke Pakistan atau Iran. Hal itu karena sisa-sisa rezim Taliban masih diterapkan masyarakat Afghanistan, kendati sudah diinvasi Amerika Serikat dan Inggris sejak 2001. Sementara pelarian Popal dkk. ke Pakistan atau Iran hanya bisa menunggu hari ketika bisa kembali ke rumah.

"Masyarakat sangat tertutup dan tidak siap untuk menerima perubahan dan melihat perkembangan perempuan. Jadi itu lebih menantang bagi kami untuk tim sepakbola perempuan pertama memainkan sepakbola," ujar Popal seperti dikutip dari Unusual Efforts. 

Bahkan dengan dukungan terus menerus dari AFF pun sulit bagi pemain perempuan untuk benar-benar terlibat dalam sepakbola. Sikap mereka yang berani meninggalkan lingkupnya untuk sepakbola justru menciptakan sejumlah masalah. Sesuatu yang sederhana seperti berlatih, masih belum lepas dari mimpi buruk berupa pelecehan dan ancaman di jalanan.

Mereka masih menghadapi ketidaksetujuan publik dan ancamannya, sehingga terpaksa berlatih di pangkalan NATO di Kabul. Di sana adalah tempat yang sering dijadikan zona pendaratan helikopter. Bahkan sesekali terdengar ledakan bom dari depan pintu komplek akibat ulah sisa rezim Taliban.

Mereka juga diabaikan masyarakat. Media lokal begitu lambat meliput sepakbola perempuan, pun media internasional. Pemberitaan tentang kemajuan mereka tidak lebih dari satu menit. Padahal, media dibutuhkan sebagai alat yang penting untuk berdiri di atas hak dan mengangkat suara perempuan Afghanistan untuk bermain sepakbola. Tapi para media perlahan mulai tertarik meliput sepakbola perempuan Afghanistan seiring dengan berbagai upaya pertandingan di dalam maupun luar negeri.

Timnas sepakbola perempuan semakin rajin menjalani partai uji tanding atau persahabatan. Maladewa, Nepal, Pakistan dan lainnya pernah bertanding dengan Afghanistan. Dulu tidak ada perempuan yang bermain sepakbola, tapi sekarang sudah dimainkan lebih dari 2000 jiwa. Dan memiliki pelatih, perempuan, wasit dan pemimpin federasi sepakbola perempuan yang dipimpin Popal untuk pertama kalinya. Tapi kemajuan-kemajuan itu tidak membuat semua orang senang melihatnya.

Siap Pulang Lebih Lantang

Sekitar tahun 2010, Popal pun bergabung dengan AFF. Ia menghadiri kursus pembinaan dan menjadi pelatih timnas muda. Mengambil peran petugas keuangan, kemudian pindah ke kepala departemen hubungan luar negeri AFF. Hebatnya, ia adalah perempuan pertama yang bekerja untuk federasi dalam sejarah Afghanistan. Bersama AFF, Popal membantu masa depan sepakbola perempuan Afghanistan dengan meningkatkan struktur administrasi. Tapi rupanya situasi negara masih belum pulih dari aturan yang ditindas Taliban itu menimbulkan reaksi begitu parah kepada Popal.

"Ada beberapa pemimpin dan beberapa orang kuat di negeri ini dan di daerah-daerah olahraga yang takut saya berkembang, takut kehilangan kekuasaan oleh seorang gadis berusia 23 tahun. Mereka membuat situasi saya lebih buruk dan membuat lebih banyak masalah dan tantangan bagi saya," jelas Popal.

Maka sejak itulah ancaman-ancaman pembunuhan kepada Popal dan keluarga semakin deras. Hal itu juga yang membuatnya meninggalkan Afghanistan ke Denmark. Sebab keputusannya itulah yang menandakannya tidak menyerah dan semakin kuat dari waktu ke waktu atas ancamannya. Ia pun sekolah di Copenhagen Business Academy dan bekerja untuk Hummel.

"Saya meminta bantuan dari organisasi pemerintah, tapi tidak ada yang membantu saya. Pada akhirnya itu memburuk bagi saya dan harus meninggalkan negara dan tinggal di bawah tanah India. Sampai waktunya Hummel membantu saya untuk keluar dari India dan datang ke Denmark. Kemudian saya mencari suaka di sini (Denmark) dan mendapatkan izin untuk tinggal," tambah Popal.

Kendati demikian, Hummel pun mengkhususkan Popal untuk bekerja dalam masyarakat melalui sepakbola. Hal itu membuat Popal masih terlibat dengan sepakbola perempuan Afghanistan melalui organisasi olahraga negara dan proyek asosiasi lintas budaya. Melalui LSM internasional itu jugalah Popal memastikan kedatangan perempuan dengan perjuangan yang sama, yaitu mengorganisir asosiasi sepakbola perempuan di seluruh dunia. 

Selain itu, Hummel jugalah yang pernah merancang seragam khusus untuk Popal yang menutupi auratnya dari kepala sampai kaki yang sesuai dengan norma-norma budaya di Afghanistan. Setelah lima tahun melarikan diri karena ancaman pembunuhan, Popal bersumpah akan kembali ke Afghanistan, melanjutkan pekerjaan yang sangat penting di sana.

Ia harus pulang untuk melanjutkan perjuangan hak-hak perempuan dalam masyarakat Afghanistan, yang katanya belum membaik meski Taliban sudah cukup lama digulingkan. Maka tidak ada selamat tinggal untuk keluarga dan teman-temannya di Afghanistan, "Saya merasa lebih kuat. Saya menggambar dan bersuara untuk mereka. Berada di sana membuat situasi yang sangat sulit untuk mengangkat suara dan saya tidak ingin tinggal diam," tegasnya seperti dikutip dari AS.

Popal memang tidak bisa berpaling kepada semangat dan sumber kekuatan terbesarnya, yaitu sepakbola. Tindasan karena ketakutan akan perubahan memang berhasil mengusirnya ke luar negeri. Tapi itu tidak bisa membungkamkan Popal. Mungkin sekembalinya nanti, ia akan bersuara lebih lantang dari pada sebelumnya dan itu penting untuk didengarkan. Sepakbola untuk semua orang dan semua orang berhak bermain dengan keselamatan yang terjamin. Popal seorang perempuan kuat, ia tidak akan bisa dibungkam.


sumber: panditfootball.com/cerita

10 Kutipan Paling 'nYentrik' Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic lahir di Malmo, 3 Oktober 1981. Sepanjang kariernya, ia telah dikenal sebagai sosok yang fenomenal dan tak ada duanya. Di Swedia, negara kelahirannya, ia adalah legenda.


Pribadi Zlatan sendiri tidak mudah ditebak. Zlatan memang memiliki kepribadian yang unik. Apa yang terlontar dari mulutnya kita tidak akan pernah bisa menduganya. Namun setiap celotehannya itu menunjukkan kekhasan seorang Zlatan sendiri.

Kami telah mengumpulkan 10 kutipan terbaik Zlatan Ibrahimovic. Dari 10 kutipan ini, sudah tergambar bahwa Zlatan adalah sosok pribadi yang istimewa.

1. Reporter Belanda: "Bisakah Anda mendeskripsikan seorang `Zlatan`? Banyak orang Belanda yang tidak mengerti Anda."

Zlatan: "Saya belum pernah mendapatkan pertanyaan ini sebelumnya. Saya pikir, cuma Anda yang tidak mengerti saya."

2. Reporter (perempuan) Italia: "Zlatan, saya dengar Anda seorang gay. Benarkah demikian?"

Zlatan: "Untuk mengetahui saya gay atau tidak, silakan Anda datang ke rumah saya. Jangan lupa ajak saudara perempuan Anda."

3. Reporter: "Apa yang biasanya seorang Zlatan berikan pada istri Anda yang berulang tahun?"

Zlatan: "Tidak ada. Ia sudah memiliki Zlatan."

4. Zlatan bercerita tentang momen di mana manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang tertarik merekrutnya dan menawarkan trial padanya. Tapi Zlatan menolaknya dengan mengatakan: "

"Saya tidak menyangka apa yang ia katakan. Zlatan tidak akan mengikuti audisi."

5. Swedia tidak berlaga di Piala Dunia 2014 dan reporter menanyakan apakah Zlatan akan ke Brasil untuk menyaksikan Piala Dunia tersebut.

Zlatan: "Piala Dunia tanpa saya tidak layak untuk ditonton."

6. Ketika pertama kali bergabung dengan Paris Saint-Germain, Zlatan ditanyai tempat di mana ia akan tinggal.

Zlatan: "Kami sedang mencari apartemen. Jika kami tidak menemukan yang kami inginkan, mungkin saya akan membeli sebuah hotel."

7. Seorang reporter bertanya apa yang menyebabkan guratan luka pada wajah Zlatan.

Zlatan: "Anda harus menanyakannya pada istri Anda."

8. Zlatan ketika ditanyai mengenai pandangannya terhadap Pep Guardiola dan Jose Mourinho.

Zlatan: "Mourinho adalah sisi lain dari Guardiola. Jika Mourinho menyinari sebuah ruangan, maka Guardiola yang membuatnya gelap."

9. Zlatan ketika ditanyai tentang cederanya:

Zlatan: "Cederanya seorang Zlatan merupakan masalah yang sangat serius bagi kesebelasan manapun"

10. Zlatan ketika ditanya mengenai julukan yang pantas untuk dirinya sendiri:

Zlatan: "Tuhan."


sumber: panditfootball.com

10 Gol Penting yang Hebohkan Sejarah Sepakbola Dunia

Mengenang kembali gol-gol yang mengguncangkan dunia sepakbola…

1. Asal Mula ‘Bicycle Kick’

Cili, Peru, Brasil, Spanyol, Italia, dan Meksiko sama-sama mengklaim sebagai tempat lahir tendangan salto, tetapi contoh kompetitif yang paling awal untuk gol yang paling sulit untuk dilakukan ini mungkin terjadi pada 1939 ketika Carlo Parola, 18 tahun, membantu Juventus mengalahkan Fiorentina dengan sebuah rovesciata (‘tendangan sepeda’), dan disebut seperti itu karena Parola adalah penyuka sepeda. Mudah, kan?! 

2. Kebanggaan Jerman Lahir Kembali di Berne

Jika gol kemenangan Helmut Rahn di akhir pertandingan untuk Jerman Barat di final Piala Dunia 1954 hanya soal sepakbola, gol itu tetap lah luar biasa. Dari tertinggal 2-0 dari Magical Magyars-nya Hungaria, yang membantai mereka 8-3 di babak grup, kemenangan 3-2 Jerman adalah salah satu kejutan terbesar dalam sejarah sepakbola. Tetapi kemenangan ini juga dianggap sebagai momen penting dalam sejarah Jerman pasca Perang Dunia; momen ketika mereka menjadi negara yang bisa bangga lagi. Gol yang luar biasa.

3. Henry Menjadi Musuh Publik Nomor 1.

Di satu menit, Anda adalah Thierry Henry: dicintai oleh rekan-rekan setim, ditakuti oleh lawan, dan dikagumi para fans di seluruh dunia. Di menit berikutnya, Anda adalah Thierry Henry: pesepakboa super brengsek, begitu jahat sehingga Anda harus lari ke Amerika dan memelihara jenggot ala Fredi Kanoute. Sampai akhirnya kembali untuk menjadi pandit Sky Sports, tentu.
Assist Titi dengan menggunakan tangan untuk gol William Gallas yang mengantarkan Perancis ke Piala Dunia 2010 dan membuat Irlandia tersingkir jelas akan sangat mendefinisikan kariernya.

4. Festival 149 Gol Madagaskar!

Tidak ada satu gol yang lebih mengejutkan ketimbang 149 gol yang tercipta. Pada tahun 2002, juara Madagaskar, Stade Olympique L’Emyrne memprotes kepemimpinan wasit yang dianggap bias dengan mencetak 149 gol bunuh diri melawan AS Adema.
Sementara empat pemain SOE dan pelatih mereka mendapatkan hukuman panjang, mereka setidaknya memecahkan rekor dunia untuk jumlah gol yang dicetak dalam sebuah pertandingan di level senior, yang sebelumnya dipegang oleh kemenangan 36-0 Arbroath atas Bon Accord pada 1885.

5. Maracanazo (aka 'Jangan Buat Brasil Marah')

Salahkan Uruguay. Lebih khususnya, salahkan Alcides Ghiggia. Di babak grup terakhir di Piala Dunia 1950, tuan rumah dan favorit juara Brasil hanya butuh hasil imbang melawan Uruguay untuk memenangkan Piala Dunia pertama mereka. Headline media cetak sudah dicetak, medali sudah diukir, dan pidato presentasi trofi Jules Rimet juga sudah disiapkan. Tetapi Uruguay bangkit dari ketertinggalan untuk menang 2-1 dan membuat 200.000 penonton di Maracana terdiam, dengan Ghiggia mencetak gol kemenangan di laga itu. 

Para pandit pensiun, fans bunuh diri, Brasil mengubah warna seragam putih (yang dianggap dikutuk) menjadi kuning, dan pemandangan ayahnya menangis membuat Pele muda bersumpah akan membawa Brasil menjuarai Piala Dunia. Kalian seharusnya tidak membuat mereka marah, Uruguay.

6. Gol Tangan Tuhan Maradona (tentu saja!)

Gol yang paling dibicarakan dalam sejarah ini merangkum kegilaan, keburukan, dan kejeniusan Diego Maradona, rivalitas Inggris-Argentina yang intens, dan, menurut dirinya sendiri, soal fair play ala Inggris.


Meski klaim ‘Tangan Tuhan’ Maradona dan referensi atas Perang Falklands menjadi dua antagonis di kasus ini, ia belakangan menyebutkan bahwa tim-tim lain seharusnya sudah menjegalnya jauh sebelum ia masuk ke dalam kotak penalti untuk gol kontroversial itu (dan gol solonya yang brilian empat menit kemudian).

7. Puskas Memaksa Inggris Melihat Masa Depan

Meski dipermalukan Amerika Serikat di satu-satunya penampilan Piala Dunia mereka, Inggris percaya bahwa mereka adalah raja sepakbola di tahun 1953. Itu adalah hal yang salah, dan sebuah penampilan luar biasa menunjukkannya. Unggul 2-1 dalam usaha mereka memberikan Inggris kekalahan pertama di kandang (6-3) dari sebuah tim di luar Britania Raya, Hungaria menambah keunggulan mereka lewat striker Ferenc Puskas, yang skillnya membuat kapten Billy Wright hanya bisa menekel udara kosong sebelum mencetak gol.

Itu adalah Total Football sebelum bahkan istilah tersebut dibentuk. Sebuah kekalahan yang mengantar Inggris berbenah dan menjuarai Piala Dunia 1966 dan sebagainya.
8. Escobar harus membayar mahal
Anda tahu apa yang terjadi pada Andres Escobar beberapa hari setelah gol bunuh dirinya membantu Kolombia tereliminasi dari AS 1994. Anda mungkin berpikir Anda tahu alasannya. Tetapi semengejutkan dan seburuk apapun pembunuhan atas sang pemain belakang, perlu waktu sampai tahun 2010, ketika The Two Escobars – bagian dari 30 seri documenter ESPN – untuk mengetahui sepenuhnya hubungan mengerikan sepakbola Kolombia dengan kartel narkoba di negara itu.

9. Luar biasa, Geoff – dan sudah saatnya juga

“Kami menghargai pengakuan Herr Hurst,” kata asosiasi sepakbola Jerman setelah Sir Geoff akhirnya mengakui bahwa gol keduanya di final Piala Dunia 1966 tidak melewati garis gawang. Tentu saja, tendangan yang mengenai mistar gawang dan kemudian memantul di garis gawang telah disebut sebagai ‘Wembley-Tor’ di Jerman selama berdekade-dekade. Apa bahasa Jerman untuk teknologi garis gawang?

10. Fergie Diselamatkan oleh Robins 

Bayangkan jika Nazi memenangkan perang; jika Apollo 11 tidak mendarat di bulan; dan jika Mark Robins tidak mencetak gol kemenangan ke gawang Forest di babak ketiga Piala FA 1990.
Meski apa yang diklaim oleh direksi Man United setelahnya, setelah tujuh pertandingan tanpa kemenangan, Alex Ferguson hanya berjarak satu kekalahan saja dari pemecatan. Lalu hadirlah Robins sang super sub; dan sisanya adalah sejarah yang penuh dengan trofi.

Feature ini pertama kali muncul di majalah FourFourTwo edisi Desember 2012.

sumber: fourfourtwo.com

Jürgen Klopp, Sang Pembawa Romantisme Kejayaan Liverpool Era Bill Shankly

Nama Liverpool begitu termahsyur pada medio 1970-an sampai awal 1990-an. Kala itu, pada 1959, Bill Shankly yang menjadi manajer Liverpool melakukan perombakan besar, bukan hanya pada tubuh melainkan jiwa Liverpool. Ia memperbaiki segala lini yang membuat The Reds memiliki kekuatan untuk naik ke divisi teratas dan mencatatkan kejayaan.


Shankly pun pensiun pada 1974. Estafet kejayaan Liverpool diteruskan Bob Paisley sampai Kenny Dalglish. Sayangnya, setelah itu kejayaan Liverpool seolah memudar; meninggalkan romantisme sejarah penggemar Liverpool di era Premier League.

Tragedi Heysel menjadi awal penanda kemunduran prestasi Liverpool. Mereka absen di kancah Eropa selama enam tahun. Lalu, tragedi Hillsborouh melengkapi catatan buruk tersebut. Puluhan Kopites meninggal yang menyisakan duka mendalam. Bahkan, Kenny Dalglish pun meninggalkan klub yang sedang berjuang meraih gelar karena trauma. Tragedi Heysel dan Hillsborough seolah memberi peringatan kalau masa jaya Si Merah telah sampai pada akhirnya. Selepas itu, pada era Premier League, yang dicecap Liverpool seakan hanyalah kejayaan laten.

Premier League dimulai pada 1992. Liverpool menunjuk Graeme Souness sebagai manajer baru. Tapi kemudian dia menjadi suksesor yang buruk. Ketidakkonsistenan performa menjadi alasan. Meski masih sempat menjuarai Piala FA pada 1992, tapi Souness hanya bertahan sampai 1994.

Roy Evans kemudian ditunjuk menggantikan Souness. Evans berhasil mengembalikan warisan Shankly, yaitu pass and move. Tetapi materi pemain yang kurang mendukung membuat Liverpool tak bisa meneror perebutan gelar juara. Meski muncul juga pemain-pemain muda berbakat, tapi Evans tak mampu membawa Liverpool ke konsistensi yang jaya. Hingga pada 1998, klub menunjuk Gerrard Houllier menemani Evans sebagai joint manager. Tapi kemudian Roy Evans merasa tak cocok dengan Gerrard Houllier dan mengundurkan diri.

Setelah jadi manajer tunggal, Gerrard Houllier melakukan perombakan besar. Nama-nama macam Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Dietmar Hamann, dan Gary McAllister masuk. Selain itu Michael Owen juga kian matang dan tampil moncer, juga, Houllier mempromosikan bakat muda bernama Steven Gerrard.

Perombakan Houllier mulai berbuah manis ketika musim 2000/2001 Liverpool memenangi tiga gelar: Piala FA, Piala Liga, dan Piala UEFA. Tapi kejayaan Houllier tak bertahan lama. Taktik bertahan yang diusungnya dianggap tak bisa bersaing di Liga Inggris, sehingga pada 2004 dia digantikan Rafael Benitez.

Ekspektasi tinggi disematkan pada diri Benitez. Mengingat dia—bersama Valencia—adalah pemecah dominasi Madrid-Barca di Liga Spanyol. Ekspektasi itu terjawab, pada akhir musim 2004/2005, Benitez membawa Liverpool juara Liga Champions secara dramatis. Menorehkan sejarah sebagai salah satu final UCL terbaik sepanjang masa. Ditambah musim keduanya yang membawa pulang Piala FA yang tak kalah dramatis pula. Publik Liverpool kembali berandai-andai tentang trofi Liga Inggris dan masa kejayaan.

Pada masa Benitez juga, Liverpool punya ujung tombak setajam Fernando Torres yang didukung lini tengah solid binaan Steven Gerrard dan Xabi Alonso. Hal ini membuat Liverpool pada musim 2008/2009 menampakkan taring di liga. Musim yang hebat sebelum dengan tragis mereka disalip Manchester United yang menjadi juara, dan harus puas sebagai runner-up. Setelah 2008/2009, Benitez menjalani musim yang suram dan performa Liverpool merosot drastis, sehingga dia pun akhirnya dipecat dan digantikan Roy Hodgson.

Tak ada yang istimewa dari era Hodgson. Performa yang angin-anginan ditambah masalah internal klub membuat Liverpool menjadi tim papan bawah. Berada di zona degradasi, hingga akhirnya Roy Hodgson dipecat.

Merajut Era Kejayaan

‘King’ Kenny Dalglish kembali menahkodai Liverpool. Membuat keputusan berani dengan menjual Torres, Dalglish memasukkan Suarez dan Carroll sebagai taring baru. Juga dia berkeputusan memainkan pemain-pemain muda. Kedatangan Dalglish membawa angin segar. Liverpool bangkit dari papan bawah dan mengakhiri musim di peringkat keenam. Raihan luar biasa yang membuat ekspektasi publik kembali membumbung. Pada akhirnya, seperti yang sudah-sudah, pasukan Kenny berakhir mengecewakan dengan finis di bawah zona Liga Champions. King Kenny pun digantikan oleh Brendan Rodgers.

Rodgers sebelumnya telah mengalami era yang membanggakan bersama Swansea. Hal ini membuat para penggemar kembali berharap. Permainan menyerang yang diperagakannya ditambah ketajaman Suarez kembali mengangkat harkat Liverpool. Puncaknya adalah musim 2013/2014. Suarez menggila, Liverpool yang sebelumnya tak difavoritkan juara mengganas di musim ini. Bertengger di puncak klasmen dengan torehan gol yang fantastis pada nyaris akhir musim. Tapi kemudian Gerrard “terpeleset”, penampilan Liverpool angin-anginan, lalu menjadi runner-up lagi.

Akhir era Rodgers ditandai kepergian Suarez dan pensiunnya Gerrard. Liverpool di bawah Rodgers tampil tak konsisten dan menuai hasil-hasil buruk. Kebijakan transfer yang tak tepat tambah memperparah performa klub. Hingga akhirnya, belum lama ini, Brendan Rodgers dipecat digantikan Jurgen Klopp.

Apa bisa diharapkan dari Klopp? Sebenarnya ada banyak, mengingat Klopp adalah yang membawa Borussia Dortmund tampil gilang-gemilang selama beberapa musim. Juga gaya permainan dan kepemimpinannya memang terlihat menjanjikan.

Liverpool—meski masih terbilang inkonsisten—mulai membaik. Terakhir kita melihat bagaimana Klopp dan timnya membuat comeback luar biasa di Carrow Road, skor 5-4 untuk Liverpool setelah sebelumnya tertinggal 1-3. Tapi memang pertandingan dramatis seperti ini telah lekat dalam masa “kejayaan laten” Liverpool. Bagaimana mereka bertarung dengan luar biasa sehingga menimbulkan romantisme yang manis dikenang adalah “biasa”.

Houllier pernah meraih treble dengan dramatis. Begitu pula Rafa yang membawa trofi UCL dan FA Cup dengan dramatis. Belum lagi pertandingan-pertandingan yang menegangkan lagi patut dikenang. Pada masa Premier League, Liverpool memang punya banyak pertandingan macam itu meski minim trofi. Dan para fans sudah begitu rindu dengan gelar liga apalagi masa jaya Bill Shankly sampai Kenny Dalglish dulu.

Kopites terkenal sebagi fans yang tabah, karena romantisme yang dihadirkan selama ini memang membuat jiwa mereka romantik. Pertandingan dramatis, momen-momen jaya yang kadang-kadang, membuat mereka tak menjadi fans glory hunter. Meskipun kerinduan akan trofi dan masa jaya yang sebenar-benarnya kian menjadi. Tetapi mereka tak bakal gampang berpaling dari klub kesayangannya.

Selama era Premier League, tak ada santapan fans Liverpool selain kejayaan yang sebentar saja dan romantisme, apalagi romantisme sejarah. Hal ini menjadi tantangan bagi Klopp. Akankah ia akan meneruskan jejak pendahulunya di era Premier League? Mempersembahkan romantisme dan kejayaan yang sebentar saja? Atau sanggup membawa Liverpool ke garis konsistensi sampai benar-benar berjaya kembali? Biarlah waktu yang menjawabnya.

Meski Klopp telah membawa nafas baru yang baik, jangan terlalu berharap, wahai penggemar Liverpool. Karena, berdasarkan kejadian yang sudah-sudah, selama Premier League, kehidupan Liverpool selalu begini. Membaik untuk kemudian menghadirkan blunder dan tumbang. Tapi siapa tahu? Mungkin juga malah Klopp yang menjadi reinkarnasi Bill Shankly. Lagipula kita bisa melihat bagaimana Klopp mengubah berbagai hal di Liverpool, mulai dari gaya permainan yang aktif menyerang sampai mengelola pemain akademi.


Tuesday, November 15, 2016

EXO dan Yoona SNSD Menang di ‘Asia Artist Awards 2016’, Netizen Protes

Netizen Korea memberikan tanggapan sinis setelah EXO dan Yoona SNSD mendapatkan penghargaan di ‘Asia Artist Awards 2016’.


Beberapa hari sebelum digelar, acara penghargaan ini mengumumkan nama pemenang berdasarkan voting para penggemar di website resmi mereka.

Untuk kategori aktor dan aktris populer berhasil dimenangkan oleh Baekhyun EXO dan Yoona SNSD. Sedangkan untuk kategori penyanyi populer dimenangkan oleh boy grup EXO.

Rupanya kemenangan idol SM Entertainment ini menuai cukup banyak komentar protes dari netizen Korea. Namun banyak juga netizen yang memberikan pembelaan kepada mereka.

Seperti komentar netizen di situs Naver,

“EXO-L akan membuat anggota EXO yang masuk nominasi apapun sebagai pemenang,”

“Ini bukanlah penghargaan berdasarkan bakat, jadi tentu saja artis populer yang bisa mendapatkannya,”

“Aku tidak percaya penggemar harus membayar untuk memberikan voting dan mereka tidak memberikan rincian hasilnya,”

“Semuanya, penghargaan ini diberikan murni berdasarkan popularitas, jadi jangan membenci mereka,”

“Ini adalah penghargaan berdasarkan popularitas kenapa harus protes? Aku bukan penggemar Yoona atau Baekhyun, tapi aku heran kenapa semuanya pada protes. Kalau ingin idola kalian menang seharusnya kalian memberikan voting,” komentar netizen lainnya.

Sementara acara penghargaan ‘Asia Artist Awards 2016’ akan digelar pada 16 November mendatang, bertempat di Universitas Kyunghee.


sumber: kpopchart.net

Lee Min Ho Blak-blakan Tentang Bagian Tubuh yang Jadi Daya Tariknya

Lee Min Ho menyapa fans lewat siaran V App baru-baru ini. Simak obrolan Lee Min Ho di sini.


Tak bisa dipungkiri bahwa Lee Min Ho memiliki visual juga postur yang mampu membuat fans terpesona. Bahkan ia sudah membuktikan dengan berhasil membuat Suzy miss A tertarik padanya. Kira-kira apa yang menjadi daya tarik aktor kelahiran 1987 ini? 

Lee Min Ho menyapa fans lewat siaran V App pada Senin (14/11). Tak sendirian, ia mengobrol dengan Kim Tae Jin yang didapuk menjadi MC dalam siaran V App-nya tersebut. Salah satu topik yang dibicarakan adalah mengenai daya tarik yang membuatnya pede.

Baca juga: EXO & Yoona SNSD Menang di Asia Artist Awards 2016, Netizen Protes!

"Kira-kira apa daya tarikmu?" tanya Kim Tae Jin. "Bola mataku?" jawab Lee Min Ho sambil tertawa. "Maksudmu mata, bukan bola mata?" sahut Kim Tae Jin. "Bukan, benar bola mata karena di dramaku 'Legend of the Blue Sea', ada dialog soal bola mata. 'Bola mata yang bersinar terang'. Itu kenapa aku menjawab bola mata," tutur Min Ho. 


"Beberapa orang menyukai jakunku. Punyaku memang lebih besar dari orang lain," tambahnya. "Apa kau mau menelan sesuatu yang besar untuk fans?" canda Kim Tae Jin membuat semuanya tertawa. 

Sementara itu, Lee Min Ho akan segera menyapa fans lewat aktingnya di 'Legend of the Blue Sea'. Kali ini ia beradu akting dengan aktris Jun Ji Hyun yang lebih senor darinya.


sumber: wowkeren.com