Ada yang bertanya, “Gimana cara ngebedain teman cowo yang best friend dengan yang mau lebih?” Jawaban saya seperti biasa pendek nyebelin, “Pria yang 1000% best friend pun ga akan nolak kalo dikasih ‘lebih’..” Karena persahabatan pria ke wanita itu seperti sebuah game di mobile gadgets: walau dimainkan santai tanpa ada tujuan, semua pria pasti suka jika bisa masuk bonus stage atau meraih level kejutan. Jadi, bisakah keduanya cuma bersahabat saja tanpa perasaan tertarik dsb?
JAWABAN PENDEK: Tidak Bisa!
Biasanya saya memukul kepala orang yang belajar cinta dari kisah Hollywood, tapi ucapan Harry di film When Harry Met Sally kali ini sangat tepat, “Men and women can’t be friends because the s3x part always gets in the way.” Ada empat alasannya, saya jelaskan berikut ini dengan singkat:
~ Karena pria dangkal. Walau awalnya murni bersahabat, pria (biasanya) tidak akan menolak jika melihat ada kesempatan untuk meraih/diberikan bonus lebih.. apalagi jika minim atau tidak ada syarat.
~ Karena pria (biasanya) bersahabat hanya dengan wanita yang menarik hati. Untuk apa bersahabat dengan wanita yang tidak menarik, karena pria sudah punya segudang sahabat yang tidak menarik hatinya: teman-teman pria!
~ Karena pria (biasanya) bersahabat dengan wanita atas dasar ketertarikan, sedangkan wanita (biasanya) bersahabat dengan pria atas dasar kenyamanan. Wajarlah sang pria jadi duluan memelihara perasaan dan harapan lebih, baik diakui maupun dipendam.
~ Karena ada faktor s3xual chemistry yang sewaktu-waktu bisa teraktivasi. Sedikit saja cipratan biokimia tubuh bisa memicu berbagai ekspektasi romansa, dan pria (biasanya) pihak yang lebih sensitif akan isu seksualitas ini.
JAWABAN PANJANG: Tidak Bisa, Kecuali …
Seperti Anda bisa lihat di bagian sebelumnya, jelas faktor kunci yang membuat pria-wanita tidak bisa terus murni bersahabat adalah sang pria. Sebagai wanita, Anda merasa nyaman saja bersahabat dengan pria selama bertahun-tahun tanpa memiliki minat romansa sedikit pun. Kalaupun romansa sempat sedikit terlintas atau digoda oleh teman wanita lainnya, Anda bisa dengan mudah membunuh getar itu dengan alasan, “Engga ah, itu bisa merusak persahabatan!” Lagipula, untuk apa memikirkan cinta yang beresiko merusak persahabatan, jika sesungguhnya ada banyak tawaran romansa lainnya dari pria-pria baru di luar sana?
Keamanan dan kenyamanan itulah yang membuat wanita secara psikologis bisa mematikan seleranya pada sahabat-sahabat pria. Dalam kajian psikologi evolusi, wanita adalah makhluk sosial yang senantiasa mengelilingi dirinya dengan banyak sahabat pria agar lebih terlindung dari bahaya. Itu sebabnya wanita bisa santai menjalani hubungan platonik (keintiman emosional tanpa keintiman romantik/s3ksual). Resiko kehilangan sahabat pria baik lebih merugikan daripada resiko salah mencintai; kehilangan sahabat membuatnya merasa kehilangan, bodoh dan rugi. Sementara kalau salah mencintai, dia merasa tetap aman karena punya sahabat-sahabat pria yang senantiasa membela mengingatkan dirinya tidak bodoh atau rugi.
Sedangkan pria, ‘makhluk satu dimensi yang dangkal, dingin, kasar, dan senantiasa dibodohi testosteron mereka’, memiliki sistem psikologi yang agak berbeda. Sebagai wanita, Anda bisa curhat masalah ke sahabat wanita lainnya, mereka akan menyimak serta berkomentar kesana kemari, merasa akrab senasib sepenanggungan, lalu pulang dan saling menggosip satu sama lainnya. Tapi jika Anda curhat pada sahabat pria, itu membangkitkan gairah kejantanannya untuk melindungi dan memberikan solusi. Keakraban, kehangatan, kelembutan, dan permintaan tolong Anda membuatnya merasa spesial, dicari, diinginkan, dihormati, dibutuhkan. Tambahkan sedikit kontak fisik seperti tepukan atau cubitan kecil saja, insting sang pria akan menyala terang seperti lampu pohon natal. Wajar dia ‘tertipu’ hasratnya sendiri untuk menginginkan Anda lebih jauh dan lebih banyak.. apalagi jika Anda memang terlihat cantik/menarik.
Persahabatan pria dan wanita adalah comfort zone yang sulit bertahan platonik untuk waktu lama, walau bisa saja awalnya murni demikian. Wanita ingin santai selamanya dalam comfort zone, pria justru gatal menggunakan comfort zone sebagai batu loncatan untuk ke zona-zona lainnya. Wanita melihat kenyamanan, pria melihat kesempatan.
Itulah yang akan normalnya terjadi, kecuali… sang wanita jelek. hehe ~_~,,
sumber: kelascinta.com
No comments:
Post a Comment